1. Tim Alor
Pdt.
Dorkas Sir lahir di Kalabahi pada 22 Desember 1963
sebagai anak kelima dari sembilan bersaudara. Ia menyelesaikan pendidikan SD di
Kalabahi, sedangkan SLTP dan SLTA di Kupang. Pada tahun 1983, Dorkas masuk
Sekolah Tinggi Teologi (STT) Kupang dan selesai pada tahun 1989. Ia menjalani
masa vikariat pada tahun 1990 di Jemaat Lus, Klasis Alor Tengah Utara dan pada
tahun 1991 ditempatkan sebagai pendeta di Jemaat Wilayah Balunggada, Klasis
Pantar merangkap jabatan sebagai Wakil Ketua Klasis. Pada tahun 1994, Dorkas
dipindahkan ke Jemaat Wilayah Nule, Klasis Pantar, kemudian tahun 2001 terpilih
sebagai Ketua Klasis Pantar Timur. Pada tahun 2002 ia melanjutkan studi S2,
Sosiologi Agama, di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan tamat pada
tahun 2004. Kemudian Dorkas ditempatkan sebagai pendeta di Jemaat Ichtus
Puildon Kalabahi pada tahun 2005 dan dimutasikan ke Jemaat Pola Tribuana
Kalabahi Klasis Alor Barat Laut pada tahun 2011 hingga kini. Selain menjalankan
tugas sebagai pendeta jemaat, Dorkas berperan sebagai Ketua Gabungan Organisasi
Perempuan Kabupaten Alor (GOP) tahun 2000-2002, Ketua Persatuan Wanita Kristen
Indonesia (PWKI) 2011-15 serta Ketua Perempuan Sahabat Doa Tribuana tahun
2010-15.
Pdt.
Adriana Tiluata (Ina) lahir di Kupang pada 21 Oktober 1973, menyelesaikan
pendidikan SD di Kupang pada tahun 1985, tamat dari SMP pada tahun 1988, dan
tamat dari SMA pada tahun 1991. Ina melanjutkan studi ke Institut Pertanian
Bogor (IPB) pada tahun 1991 dan bergabung dalam Ikatan Mahasiswa Kristen IPB.
Ia juga pembimbing Pemahaman Alkitab di desa-desa Jawa Barat pada Pos Pelayanan
GPIB Sebaoth. Pada tahun 1994 Ina masuk STT Jakarta dan tamat pada tahun 1999.
Masa vikariatnya dijalankan di Jemaat Ichtus Puildon Kalabahi pada tahun
1999-2001 dan ia ditahbis sebagai pendeta GMIT pada 21 Oktober 2001. Dari
2001-04, Ina melayani di Jemaat Oelunggu Klasis Lobalain. Kemudian ia
dimutasikan ke Jemaat Diaspora Padakika, Wilayah Pelayanan Mahuting Timur,
Klasis Alor Tengah Utara dan melayani di sana dari tahun 2004-09. Ia
dimutasikan lagi ke Jemaat Fanating, Klasis Alor Tengah Utara dari tahun 2009
hingga kini.
Erna
Hinadang lahir pada 28 Maret 1982 sebagai anak pertama dari
enam bersaudara. Dia menyelesaikan pendidikan dasar di SD GMIT Kabola Kalabahi
pada tahun 1995, kemudian tamat dari SMP Negeri 2 Kalabahi pada tahun 1998.
Setelah Erna tamat dari SMA Negeri 1 Kalabahi pada 2001, dia melanjutkan studi
ke Fakultas Teologi Universitas Kristen Arta Wacana Kupang. Erna pernah
menjalani masa studi kerja lapangan di Jemaat Ponain, Klasis Amarasi Timur dan
menjalani Collegium Pastorale pada tahun 2005 di Jemaat Getsemani Tarus Timur.
Ia tamat dengan S1 pada tahun 2009. Pada 1 Juni 2009 Erna mulai melayani
sebagai calon vikaris di Jemaat Ichtus Puildon Kalabahi hingga kini.
2. Tim Kota Kupang
Pdt. Petronela Loy Bhoga (Nela) lahir di Bajawa,
Flores pada tanggal 13 Juni 1965 dari pasangan Yoseph Lao dan Elisabeth Salu.
Ia anak kedelapan dari delapan bersaudara. Nela menamatkan pendidikan dasar
sampai pendidikan menengah atas di Bajawa 1982, kemudian melanjutkan studi S1
di Fakultas Teologi UKAW pada tahun 1984-89. Ia menjalani masa vikariat di Alor
pada tahun 1989-90 dan ditahbiskan menjadi pendeta GMIT pada 18 Nopember 1990.
Saat ini Nela melayani sebagai pendeta di Jemaat Kota Kupang. Ia menikah dengan
Yustianus Hirepadja dan dikaruniai tiga orang anak: Tia, Chrisna, dan Aryo serta
seorang cucu yang bernama Axel.
Martha Bire (Ata) lahir di Kupang
pada 8 April 1987. Ata adalah putri kedua dari lima bersaudara. Ia ikuti SD
sampai SMA di Kota Kupang. Pada tahun 2005, Ata diterima sebagai mahasiswa di
Fakultas Teologi UKAW Kupang dan lulusan terbaik Fakultas Teologi pada Februari
2011. Selama menjalani studi, Ata bergabung sebagai anggota Senat Mahasiswa
Fakultas Teologi. Saat ini, ia calon vikaris di Jemaat GMIT Efata di Liliba,
Klasis Kupang Tengah. Pada bulan Nopember 2010, Ata juga berkesempatan
mengikuti lokakarya tentang keadilan transisi yang diselenggarakan oleh
International Center for Transitional Justice (ICTJ) Indonesia di Bali.
Golda M. E. Sooai lahir di
Kota Kupang pada 30 Januari 1988 dan dibesarkan di Kelurahan Oebufu, putri
pertama dari tiga bersaudara. Golda bersekolah SD sampai dengan SMA di Kota
Kupang dan menjadi mahasiswa di Fakultas Teologi UKAW Kupang pada 2005. Pada
September 2010 Golda tamat dengan cum
laude. Pada 2011, Golda menjadi Duta Bahasa untuk Propinsi NTT dan ikuti
lomba nasional pada bulan Oktober 2011 di Jakarta. Sekarang Golda melayani
sebagai calon vikaris di Jemaat Maranatha Oebufu, Klasis Kupang Tengah.
3. Tim Kupang Timur
Pdt. Welys Hawu Haba-TaEdini lahir
di Kota Kupang pada 8 Februari 1966 sebagai anak sulung dari empat bersaudara.
Bapaknya seorang pendeta dan mamanya seorang perawat bidan. Waktu berumur lima
tahun, Welys mengikuti orang tuanya ke Kalimantan Selantan yang melakukan misi
penginjilan di antara Suku Dayak. Pada umur 12 tahun, keluarganya pindah ke
Papua dan bapaknya melayani Suku Dani. Welys berstudi di Institut Injil
Indonesia di Malang dan tamat pada 1992. Pada tahun itu juga ia mulai melayani
di pedalaman Papua sebagai salah satu anggota tim misionaris melalui Badan Misi
Asia Pacific Christian Mission (APCM) yang berpusat di Australia. Tim
misionaris tersebut melayani perempuan dan anak-anak Suku Dani dengan pembinaan
rohani, kesehatan, dan pendidikan. Pada tahun 1996, Welys kembali ke NTT untuk
mengikuti masa vikariat di Jemaat Musafir Inggoreo (GMIT), Biboki Utara, Klasis
TTU. Ditahbiskan menjadi pendeta GMIT di Seba, Sabu pada 1997 dan menikah
dengan Pdt. Y. D. Hawo-Haba pada 1998 dan dikaruniai 3 orang anak (Gratia,
Gloria dan Geraldi). Selama delapan tahun Welys melayani di Sabu, kemudian
menemani suaminya yang studi lanjut di Jakarta dari 2003-2006. Pada April 2006,
Welys mulai melayani di Jemaat Imanuel, Oesao, Klasis Kupang Timur dan di sana
waktu penelitian ini dimulai. Pada bulan Juni 2011, Welys dipindahkan ke Jemaat
Pniel Sikumana, Klasis Kupang Barat.
Elfrantin J. de Haan (Fanty) lahir di Kapan TTS pada 18
Desember 1987. Fanty adalah anak dari orang tua yang berprofesi sebagai
pendeta. Ia anak kedua dari tiga bersaudara. Fanty menyelesaikan pendidikan
teologia di universitas Kristen Artha Wacana Kupang, pada Februari 2010 dan
sekarang membantu pelayanan di Jemaat Nazaret Oesapa Timur. Pada Desember 2010,
Fanty diutus JPIT untuk mengikuti sebuah lokakarya, Healing of Memories [Pemulihan Ingatan], di Bali. Bersama teman tim
wilayah, Fanty menulis kisah keluarga korban di Kupang Timur yang diterbitkan
sebagai “Pencerahan Datang Sudah“ dalam Memecah
Pembisuan (2011).
Fransina Rissi lahir di Maeoe-Rote pada
6 Februari 1986. Ia anak kelima dari lima bersaudara. Rani tamat dari SD 16
Inpres Maeoe pada tahun 1998. Ia melanjutkan sekolah dan tamat dari SLTP Negeri
8 Kupang pada tahun 2002. Pada tahun 2005 ia tamat dari SMA Negeri 3 Kupang dan
melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dengan memilih Universitas Kristen
Artha Wacana Kupang, Fakultas Teologi, Program Studi Agama Kristen. Pada bulan
September 2010, Rani menjadi seorang Sarjana Teologi. Ia bergabung dengan JPIT
pada bulan Oktober 2010. Rani menjalani masa magang vikaris di jemaat Silo
naikoten I Kupang. Pada bulan Oktober 2011 saya berkesempatan mewakili JPIT ke
Jakarta untuk Peluncuran buku Memecah
Pembisuan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kreatifitas Kemanusiaan (LKK).
Dalam buku tersebut JPIT menyumbangkan beberapa cerita dan khusus cerita tim
KUMUR ada pada bab “Niko: Pencerahan Datang Sudah”.
4. Tim Sabu
Pdt. Paoina Bara Pa (Ina) lahir di
Kampung Ligu, Sabu pada 16 Februari 1964. Ia anak tunggal dari pasangan guru
Sekolah Dasar Petrus Chanisius Bara Pa dan Dilla Here Riwu (alm). Ia bersekolah
TK sampai SMP di Sabu dan tamat SMA Kristen 2 Kupang pada 1983. Ia melanjutkan
studi pada Fakultas Teologi Universitas Kristen Arta Wacana Kupang (UKAW) dan
tamat tahun 1989. Pada 1991, ia menikah dengan Cornelis Hendrikus Talenalain
Ngefak dan mereka dikaruniai tiga orang anak. Sekarang Ina bekerja sebagai
pendeta GMIT di Jemaat Elim Lasiana, Kupang. Ia menjadi anggota JPIT ketika
dibentuk di Belo, Kupang NTT pada 2009. Paoina menulis kisah
seorang perempuan korban hasil penelitian ini yang diterbitkan sebagai “Saya
Tidak Pernah Jahat Kepada Negara” dalam Memecah
Pembisuan (2011).
Dorkas Nyake Wiwi (Doa) lahir dan dibesarkan di Desa Ledeke, Sabu pada 29
Desember 1985. Doa adalah anak yang kelima dari enam bersaudara dari pasangan
suami istri, Elvin Nyake Wiwi dan Libertina Nyake Wiwi-Gedi Wadu. Doa
berpendidikan SD sampai SLTP di Raijua, SM Katolik (St. Gabriel) di Maumere,
Flores, dan menjadi alumna dari Fakultas Teologi, Universitas Kristen Artha
Wacana Kupang (UKAW) pada 2010. Sejak bulan Juli 2011, Doa melayani sebagai
calon vikaris di Jemaat Getsemani Tarus Timur.
Petrus Chanisius Bara Pa (Mabara) lahir di Sabu pada 2 April 1942. Ia tinggal di
Kampung Eikepaka, Desa Rae Loro, Kecamatan Sabu Barat. Sekarang ia seorang
pensiun guru sekolah dasar di Sabu-Raijua. Ia bergabung dengan Tim Peneliti
wilayah Sabu-Raijua pada Nopember 2010 sebagai anggota lokal yang tinggal di
Sabu.
5. Tim Sumba
Pdt. Yetty Leyloh lahir pada
6 Januari 1962 di Waikabubak, Sumba Barat dan menyelesaikan SD sampai SMA di
sana. Pada 1982 ia masuk Sekolah Tinggi Theologia (STT) Kupang dan selesai pada
tahun 1988. Pada Agustus 1988 ia menjadi vikaris di Jemaat GKS Melolo, Sumba
Timur, kemudian pada Februari 1989 menjadi vikaris di Jemaat GKS Tanggaba,
Sumba Barat dan ditahbis sebagai pendeta peremepuan yang pertama di GKS pada 20
Desember 1990. Pada Januari 1991 ia diutus menjadi dosen di Fakultas Teologi
UKAW Kupang sampai sekarang dengan fokus pada bidang agama suku dan teologia
dan komunikasi. Yetty tamat dengan S2 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
dengan program studi Religi dan Budaya pada tahun 2007. Sejak 2009, Yetty
menjadi Koordinator Wilayah NTT dari JPIT.
Pdt. Irene Umbu Lolo lahir di
Lewa-Sumba Timur pada 4 Mei 1975 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara.
Ayah dan adiknya adalah pendeta GKS.
Ia bersekolah TK sampai SMP di Lewa dan tamat SMAN 2 Waingapu pada 1993. Ia melanjutkan studi pada Fakultas Teologi Universitas Kristen Arta
Wacana Kupang (UKAW) dan tamat tahun 1999. Setelah menjalani masa vikariat di GKS,
ia melanjutkan studi S2 di STT Jakarta dalam bidang studi Teologi Praktika dan
tamat tahun 2007. Ia ditahbis di GKS Wai Wei pada 2009 dan ditugaskan mengajar
di Sekolah Tinggi Teologi (STT) GKS. Kini ia adalah Ketua STT GKS periode
2011-2015.
6. Tim TTS
Pdt. Dina Penpada dilahirkan
di SoE, TTS pada 15 Nopember 1966. Dia menyelesaikan studi S1 di Fakultas
Teologi UKAW Kupang pada tahun 1989 dan pada 11 Nopember 1990 ditahbis menjadi
pendeta GMIT. Pada tahun 1998-2001, Dina melanjutkan studi S2 di Universitas
Kristen Duta Wacana Yogyakarta (UKDW). Juli 2001 ia menyelesaikan studinya.
Pada Nopember 2001 hingga Maret 2008 Dina bekerja sebagai staf Majelis Sinode
GMIT di kantor Sinode GMIT sebagai Sekretaris Badan Pengembangan dan Pendidikan
Personil (BP3), kemudian sebagai Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang). Ia juga pernah melayani
sebagai Sekretaris Badan Pengurus Perempuan Tingkat Sinode pada periode
2002-2006. Pada tanggal 1 April 2011 ia dimutasikan ke Jemaat Efata di Liliba
sebagai pendeta jemaat hingga kini. Selain tugas-tugas utama sebagai pendeta
jemaat, Dina juga adalah anggota JPIT dan anggota Peruati (Persekutuan
Perempuan Berpendidikan Teologi di Indonesia).
Pdt. Ivonne Peka dilahirkan
di SoE, TTS pada tanggal 2 April 1984 sebagai putri pertama dari empat
bersaudara. Riwayat pendidikan dari jenjang SD sampai SLTA diselesaikan di SoE.
Pada tahun 2002, Ivonne mulai menempuh pendidikan tinggi pada Fakultas Teologi
Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga (UKSW) hingga tamat dan meraih
gelar S. Si-Teol (Sarjana Teologi) pada tahun 2007. Pada tahun 2009, Ivonne
menjadi vikaris GMIT yang ditempatkan di Jemaat GMIT Efata Liliba, Klasis
Kupang Tengah hingga 8 Mei 2011. Ivonne ditahbis menjadi pendeta GMIT di Jemaat
Elim Bolok pada 21 Agustus 2011 dan pada Februari 2012 ditempatkan di Jemaat
Wilayah Tobin, Klasis Amanatun Utara.
Pdt. Anna Salukhfeto lahir di
Kapan pada 24 Desember 1967, anak kedua dari tujuh bersaudara. Ibu Anna tamat
dari SD GMIT dan SMP Kristen di Kapan, dan lanjutkan sekolah di SMAN SoE. Ia berkuliah di Fakultas Teologi
UKAW dan tamat pada 1993. Waktu menulis skripsi, secara umum Anna berminat
menulis mengenai pastoral dan memberi fokus khusus pada sikap gereja terhadap
mereka yang dianggap terlibat dalam G30S. Anna menjadi vikaris di Jemaat Siso
di Desa Biloto, TTS dan selesai 1995. Pada tahun 1997 ia ditahbis menjadi
pendeta GMIT dan melayani Jemaat Wilayah GMIT dengan empat mata jemaat di Desa
Babuin dari 1997 sampai sekarang. Pada Desember 2010, Pdt. Anna diutus oleh
JPIT untuk mengikuti lokakarya pemulihan untuk para korban di Bali.
7. Tim
Sekretariat-Editorial
Pdt.
Mery Kolimon lahir tanggal 2 Juni 1972 di SoE, TTS
dari ibu, S. Kolimon-Boimau dan ayah, B. C. Kolimon. Mula-mula melayani di
jemaat wilayah Bijeli, Klasis Mollo Timur, TTS (1997-99). Setelah menyelesaikan
studi doktoralnya di Protestant Theological University di negeri Belanda pada
tahun 2008, kini dia melayani di alma maternya, Fakultas Teologi UKAW Kupang
sebagai dosen di bidang misiologi. Mery menikah dengan Ir. Yustus Maro dan
dikaruniai tiga orang anak (Rulien, Meriana, dan Alberd). Selain bertanggung
jawab sebagai Direktur Program Pascasarjana UKAW, Mery juga adalah koordinator
JPIT. Mery menulis kisah keterlibatan ayahnya sebagai pelaku yang diterbitkan
sebagai “Mencari Penyembuhan“ dalam Memecah
Pembisuan (2011).
Desy
Aris Santi lahir di Jombang, Jawa Timur pada
tanggal 14 Desember 1986. Desy menyelesaikan SMA di SMU Negeri I Kupang pada
2005. Pada tahun yang sama dia melanjutkan studi pada Fakultas Teologi di UKAW
Kupang. Desy menjalani Studi Kerja Lapangan di Jemaat GMIT Lelakapa Meoain,
Klasis Rote Barat Daya dan Collegium Pastorale di GMIT, Wilayah Sungkaen,
Klasis Kupang Tengah. Dia pernah mengikuti pelatihan capacity building yang diselenggarakan Institut Dian Interfidei di
Manado (2010) dan Banjarmasin (2011). Desy bekerja sebagai Sekretaris JPIT
mulai 2010 dan gabung dengan tim penelitian ini pada Oktober 2010.
Elia
Maggang lahir di Kabir, Pantar pada 12 Maret 1987.
Pendidikan dasar sampai SMA di Kupang. Pada 2010 sudah tamat dari Fakultas
Teologi UKAW. Sekarang melayani di Jemaat Emaus Liliba. Elia pernah bekerja di
Fakultas Teologi sebagai Pegawai Asrama. Elia bergabung dan terlibat dalam
penelitian JPIT sejak Oktober 2010. Pada Juni 2011, ia mengikuti pelatihan
video komunitas di Bali yang diselenggarakan oleh AJAR—Asia Justice and Rights (Keadilan dan HAM Asia).
Josua
L. N. Tamu Ama (Yos) lahir di Kalabahi, Alor pada tanggal 11
Juni 1987. Pada tahun 2001 dia tamat dari SD GMIT Imanuel Oepura, Kupang. Pada
2003 ia tamat dari SMP 3 Kupang, pada 2005 tamat dari SMKN I Kupang, dan pada
tahun sama (2005) melanjutkan studi di Fakultas Teologi UKAW Kupang. Pada 2010
Yos mendapatkan gelar S1 dari Fakutlas Teologi dan langsung bergabung dengan
tim penelitian ini pada Oktober 2010.
Pada Juni 2011, beliau mulai melayani sebagai calon vikaris di Jemaat
Betesda Tarus Tengah.
Liliya
Wetangterah (Lia) lahir
dalam sebuah keluarga sederhana di Kupang pada 7 Februari 1984. Ia menjalani
masa kecilnya di Kupang hingga menyelesaikan studi teologinya di Fakultas
Teologi UKAW-Kupang pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, lia melayani
penuh waktu di jemaat Ebenhezer-Oeba. Setahun kemudian Lia melanjutkan studi hukum gereja
di STT Jakarta dan menyelesaikannya pada Maret 2011. Pada bulan Nopember 2011,
Lia bergabung dengan Tim Penelitian JPIT dan membantu, terutama dengan tahap
edit. Pada bulan yang sama, ia berkesempatan mengikuti konferensi hukum gereja
di Belanda. Pada saat itulah Lia melakukan sejumlah wawancara untuk mendukung
laporan Tim Sumba dan juga berhasil mengumpulkan sejumlah dokumen yang relevan.