Translate

Minggu, 14 April 2013

Anggota Tim Penelitian JPIT


1. Tim Alor

Pdt. Dorkas Sir lahir di Kalabahi pada 22 Desember 1963 sebagai anak kelima dari sembilan bersaudara. Ia menyelesaikan pendidikan SD di Kalabahi, sedangkan SLTP dan SLTA di Kupang. Pada tahun 1983, Dorkas masuk Sekolah Tinggi Teologi (STT) Kupang dan selesai pada tahun 1989. Ia menjalani masa vikariat pada tahun 1990 di Jemaat Lus, Klasis Alor Tengah Utara dan pada tahun 1991 ditempatkan sebagai pendeta di Jemaat Wilayah Balunggada, Klasis Pantar merangkap jabatan sebagai Wakil Ketua Klasis. Pada tahun 1994, Dorkas dipindahkan ke Jemaat Wilayah Nule, Klasis Pantar, kemudian tahun 2001 terpilih sebagai Ketua Klasis Pantar Timur. Pada tahun 2002 ia melanjutkan studi S2, Sosiologi Agama, di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dan tamat pada tahun 2004. Kemudian Dorkas ditempatkan sebagai pendeta di Jemaat Ichtus Puildon Kalabahi pada tahun 2005 dan dimutasikan ke Jemaat Pola Tribuana Kalabahi Klasis Alor Barat Laut pada tahun 2011 hingga kini. Selain menjalankan tugas sebagai pendeta jemaat, Dorkas berperan sebagai Ketua Gabungan Organisasi Perempuan Kabupaten Alor (GOP) tahun 2000-2002, Ketua Persatuan Wanita Kristen Indonesia (PWKI) 2011-15 serta Ketua Perempuan Sahabat Doa Tribuana tahun 2010-15.

Pdt. Adriana Tiluata (Ina) lahir di Kupang pada 21 Oktober 1973, menyelesaikan pendidikan SD di Kupang pada tahun 1985, tamat dari SMP pada tahun 1988, dan tamat dari SMA pada tahun 1991. Ina melanjutkan studi ke Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1991 dan bergabung dalam Ikatan Mahasiswa Kristen IPB. Ia juga pembimbing Pemahaman Alkitab di desa-desa Jawa Barat pada Pos Pelayanan GPIB Sebaoth. Pada tahun 1994 Ina masuk STT Jakarta dan tamat pada tahun 1999. Masa vikariatnya dijalankan di Jemaat Ichtus Puildon Kalabahi pada tahun 1999-2001 dan ia ditahbis sebagai pendeta GMIT pada 21 Oktober 2001. Dari 2001-04, Ina melayani di Jemaat Oelunggu Klasis Lobalain. Kemudian ia dimutasikan ke Jemaat Diaspora Padakika, Wilayah Pelayanan Mahuting Timur, Klasis Alor Tengah Utara dan melayani di sana dari tahun 2004-09. Ia dimutasikan lagi ke Jemaat Fanating, Klasis Alor Tengah Utara dari tahun 2009 hingga kini.

Erna Hinadang lahir pada 28 Maret 1982 sebagai anak pertama dari enam bersaudara. Dia menyelesaikan pendidikan dasar di SD GMIT Kabola Kalabahi pada tahun 1995, kemudian tamat dari SMP Negeri 2 Kalabahi pada tahun 1998. Setelah Erna tamat dari SMA Negeri 1 Kalabahi pada 2001, dia melanjutkan studi ke Fakultas Teologi Universitas Kristen Arta Wacana Kupang. Erna pernah menjalani masa studi kerja lapangan di Jemaat Ponain, Klasis Amarasi Timur dan menjalani Collegium Pastorale pada tahun 2005 di Jemaat Getsemani Tarus Timur. Ia tamat dengan S1 pada tahun 2009. Pada 1 Juni 2009 Erna mulai melayani sebagai calon vikaris di Jemaat Ichtus Puildon Kalabahi hingga kini.


2. Tim Kota Kupang

Pdt. Petronela Loy Bhoga (Nela) lahir di Bajawa, Flores pada tanggal 13 Juni 1965 dari pasangan Yoseph Lao dan Elisabeth Salu. Ia anak kedelapan dari delapan bersaudara. Nela menamatkan pendidikan dasar sampai pendidikan menengah atas di Bajawa 1982, kemudian melanjutkan studi S1 di Fakultas Teologi UKAW pada tahun 1984-89. Ia menjalani masa vikariat di Alor pada tahun 1989-90 dan ditahbiskan menjadi pendeta GMIT pada 18 Nopember 1990. Saat ini Nela melayani sebagai pendeta di Jemaat Kota Kupang. Ia menikah dengan Yustianus Hirepadja dan dikaruniai tiga orang anak: Tia, Chrisna, dan Aryo serta seorang cucu yang bernama Axel.

Martha Bire (Ata) lahir di Kupang pada 8 April 1987. Ata adalah putri kedua dari lima bersaudara. Ia ikuti SD sampai SMA di Kota Kupang. Pada tahun 2005, Ata diterima sebagai mahasiswa di Fakultas Teologi UKAW Kupang dan lulusan terbaik Fakultas Teologi pada Februari 2011. Selama menjalani studi, Ata bergabung sebagai anggota Senat Mahasiswa Fakultas Teologi. Saat ini, ia calon vikaris di Jemaat GMIT Efata di Liliba, Klasis Kupang Tengah. Pada bulan Nopember 2010, Ata juga berkesempatan mengikuti lokakarya tentang keadilan transisi yang diselenggarakan oleh International Center for Transitional Justice (ICTJ) Indonesia di Bali.

Golda M. E. Sooai lahir di Kota Kupang pada 30 Januari 1988 dan dibesarkan di Kelurahan Oebufu, putri pertama dari tiga bersaudara. Golda bersekolah SD sampai dengan SMA di Kota Kupang dan menjadi mahasiswa di Fakultas Teologi UKAW Kupang pada 2005. Pada September 2010 Golda tamat dengan cum laude. Pada 2011, Golda menjadi Duta Bahasa untuk Propinsi NTT dan ikuti lomba nasional pada bulan Oktober 2011 di Jakarta. Sekarang Golda melayani sebagai calon vikaris di Jemaat Maranatha Oebufu, Klasis Kupang Tengah.

3. Tim Kupang Timur

Pdt. Welys Hawu Haba-TaEdini lahir di Kota Kupang pada 8 Februari 1966 sebagai anak sulung dari empat bersaudara. Bapaknya seorang pendeta dan mamanya seorang perawat bidan. Waktu berumur lima tahun, Welys mengikuti orang tuanya ke Kalimantan Selantan yang melakukan misi penginjilan di antara Suku Dayak. Pada umur 12 tahun, keluarganya pindah ke Papua dan bapaknya melayani Suku Dani. Welys berstudi di Institut Injil Indonesia di Malang dan tamat pada 1992. Pada tahun itu juga ia mulai melayani di pedalaman Papua sebagai salah satu anggota tim misionaris melalui Badan Misi Asia Pacific Christian Mission (APCM) yang berpusat di Australia. Tim misionaris tersebut melayani perempuan dan anak-anak Suku Dani dengan pembinaan rohani, kesehatan, dan pendidikan. Pada tahun 1996, Welys kembali ke NTT untuk mengikuti masa vikariat di Jemaat Musafir Inggoreo (GMIT), Biboki Utara, Klasis TTU. Ditahbiskan menjadi pendeta GMIT di Seba, Sabu pada 1997 dan menikah dengan Pdt. Y. D. Hawo-Haba pada 1998 dan dikaruniai 3 orang anak (Gratia, Gloria dan Geraldi). Selama delapan tahun Welys melayani di Sabu, kemudian menemani suaminya yang studi lanjut di Jakarta dari 2003-2006. Pada April 2006, Welys mulai melayani di Jemaat Imanuel, Oesao, Klasis Kupang Timur dan di sana waktu penelitian ini dimulai. Pada bulan Juni 2011, Welys dipindahkan ke Jemaat Pniel Sikumana, Klasis Kupang Barat.

Elfrantin J. de Haan (Fanty) lahir di Kapan TTS pada 18 Desember 1987. Fanty adalah anak dari orang tua yang berprofesi sebagai pendeta. Ia anak kedua dari tiga bersaudara. Fanty menyelesaikan pendidikan teologia di universitas Kristen Artha Wacana Kupang, pada Februari 2010 dan sekarang membantu pelayanan di Jemaat Nazaret Oesapa Timur. Pada Desember 2010, Fanty diutus JPIT untuk mengikuti sebuah lokakarya, Healing of Memories [Pemulihan Ingatan], di Bali. Bersama teman tim wilayah, Fanty menulis kisah keluarga korban di Kupang Timur yang diterbitkan sebagai “Pencerahan Datang Sudah“ dalam Memecah Pembisuan (2011).

Fransina Rissi lahir di Maeoe-Rote pada 6 Februari 1986. Ia anak kelima dari lima bersaudara. Rani tamat dari SD 16 Inpres Maeoe pada tahun 1998. Ia melanjutkan sekolah dan tamat dari SLTP Negeri 8 Kupang pada tahun 2002. Pada tahun 2005 ia tamat dari SMA Negeri 3 Kupang dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi dengan memilih Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Fakultas Teologi, Program Studi Agama Kristen. Pada bulan September 2010, Rani menjadi seorang Sarjana Teologi. Ia bergabung dengan JPIT pada bulan Oktober 2010. Rani menjalani masa magang vikaris di jemaat Silo naikoten I Kupang. Pada bulan Oktober 2011 saya berkesempatan mewakili JPIT ke Jakarta untuk Peluncuran buku Memecah Pembisuan yang diselenggarakan oleh Lembaga Kreatifitas Kemanusiaan (LKK). Dalam buku tersebut JPIT menyumbangkan beberapa cerita dan khusus cerita tim KUMUR ada pada bab “Niko: Pencerahan Datang Sudah”.

4. Tim Sabu

Pdt. Paoina Bara Pa (Ina) lahir di Kampung Ligu, Sabu pada 16 Februari 1964. Ia anak tunggal dari pasangan guru Sekolah Dasar Petrus Chanisius Bara Pa dan Dilla Here Riwu (alm). Ia bersekolah TK sampai SMP di Sabu dan tamat SMA Kristen 2 Kupang pada 1983. Ia melanjutkan studi pada Fakultas Teologi Universitas Kristen Arta Wacana Kupang (UKAW) dan tamat tahun 1989. Pada 1991, ia menikah dengan Cornelis Hendrikus Talenalain Ngefak dan mereka dikaruniai tiga orang anak. Sekarang Ina bekerja sebagai pendeta GMIT di Jemaat Elim Lasiana, Kupang. Ia menjadi anggota JPIT ketika dibentuk di Belo, Kupang NTT pada 2009. Paoina menulis kisah seorang perempuan korban hasil penelitian ini yang diterbitkan sebagai “Saya Tidak Pernah Jahat Kepada Negara” dalam Memecah Pembisuan (2011).

Dorkas Nyake Wiwi (Doa) lahir dan dibesarkan di Desa Ledeke, Sabu pada 29 Desember 1985. Doa adalah anak yang kelima dari enam bersaudara dari pasangan suami istri, Elvin Nyake Wiwi dan Libertina Nyake Wiwi-Gedi Wadu. Doa berpendidikan SD sampai SLTP di Raijua, SM Katolik (St. Gabriel) di Maumere, Flores, dan menjadi alumna dari Fakultas Teologi, Universitas Kristen Artha Wacana Kupang (UKAW) pada 2010. Sejak bulan Juli 2011, Doa melayani sebagai calon vikaris di Jemaat Getsemani Tarus Timur.

Petrus Chanisius Bara Pa (Mabara) lahir di Sabu pada 2 April 1942. Ia tinggal di Kampung Eikepaka, Desa Rae Loro, Kecamatan Sabu Barat. Sekarang ia seorang pensiun guru sekolah dasar di Sabu-Raijua. Ia bergabung dengan Tim Peneliti wilayah Sabu-Raijua pada Nopember 2010 sebagai anggota lokal yang tinggal di Sabu.

5. Tim Sumba

Pdt. Yetty Leyloh lahir pada 6 Januari 1962 di Waikabubak, Sumba Barat dan menyelesaikan SD sampai SMA di sana. Pada 1982 ia masuk Sekolah Tinggi Theologia (STT) Kupang dan selesai pada tahun 1988. Pada Agustus 1988 ia menjadi vikaris di Jemaat GKS Melolo, Sumba Timur, kemudian pada Februari 1989 menjadi vikaris di Jemaat GKS Tanggaba, Sumba Barat dan ditahbis sebagai pendeta peremepuan yang pertama di GKS pada 20 Desember 1990. Pada Januari 1991 ia diutus menjadi dosen di Fakultas Teologi UKAW Kupang sampai sekarang dengan fokus pada bidang agama suku dan teologia dan komunikasi. Yetty tamat dengan S2 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan program studi Religi dan Budaya pada tahun 2007. Sejak 2009, Yetty menjadi Koordinator Wilayah NTT dari JPIT.

Pdt. Irene Umbu Lolo lahir di Lewa-Sumba Timur pada 4 Mei 1975 sebagai anak ketiga dari empat bersaudara. Ayah dan adiknya adalah pendeta GKS. Ia bersekolah TK sampai SMP di Lewa dan tamat SMAN 2 Waingapu pada 1993. Ia melanjutkan studi pada Fakultas Teologi Universitas Kristen Arta Wacana Kupang (UKAW) dan tamat tahun 1999. Setelah menjalani masa vikariat di GKS, ia melanjutkan studi S2 di STT Jakarta dalam bidang studi Teologi Praktika dan tamat tahun 2007. Ia ditahbis di GKS Wai Wei pada 2009 dan ditugaskan mengajar di Sekolah Tinggi Teologi (STT) GKS. Kini ia adalah Ketua STT GKS periode 2011-2015.


6. Tim TTS

Pdt. Dina Penpada dilahirkan di SoE, TTS pada 15 Nopember 1966. Dia menyelesaikan studi S1 di Fakultas Teologi UKAW Kupang pada tahun 1989 dan pada 11 Nopember 1990 ditahbis menjadi pendeta GMIT. Pada tahun 1998-2001, Dina melanjutkan studi S2 di Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta (UKDW). Juli 2001 ia menyelesaikan studinya. Pada Nopember 2001 hingga Maret 2008 Dina bekerja sebagai staf Majelis Sinode GMIT di kantor Sinode GMIT sebagai Sekretaris Badan Pengembangan dan Pendidikan Personil (BP3), kemudian sebagai Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang).   Ia juga pernah melayani sebagai Sekretaris Badan Pengurus Perempuan Tingkat Sinode pada periode 2002-2006. Pada tanggal 1 April 2011 ia dimutasikan ke Jemaat Efata di Liliba sebagai pendeta jemaat hingga kini. Selain tugas-tugas utama sebagai pendeta jemaat, Dina juga adalah anggota JPIT dan anggota Peruati (Persekutuan Perempuan Berpendidikan Teologi di Indonesia).
   

Pdt. Ivonne Peka dilahirkan di SoE, TTS pada tanggal 2 April 1984 sebagai putri pertama dari empat bersaudara. Riwayat pendidikan dari jenjang SD sampai SLTA diselesaikan di SoE. Pada tahun 2002, Ivonne mulai menempuh pendidikan tinggi pada Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana di Salatiga (UKSW) hingga tamat dan meraih gelar S. Si-Teol (Sarjana Teologi) pada tahun 2007. Pada tahun 2009, Ivonne menjadi vikaris GMIT yang ditempatkan di Jemaat GMIT Efata Liliba, Klasis Kupang Tengah hingga 8 Mei 2011. Ivonne ditahbis menjadi pendeta GMIT di Jemaat Elim Bolok pada 21 Agustus 2011 dan pada Februari 2012 ditempatkan di Jemaat Wilayah Tobin, Klasis Amanatun Utara.

Pdt. Anna Salukhfeto lahir di Kapan pada 24 Desember 1967, anak kedua dari tujuh bersaudara. Ibu Anna tamat dari SD GMIT dan SMP Kristen di Kapan, dan lanjutkan sekolah  di SMAN SoE. Ia berkuliah di Fakultas Teologi UKAW dan tamat pada 1993. Waktu menulis skripsi, secara umum Anna berminat menulis mengenai pastoral dan memberi fokus khusus pada sikap gereja terhadap mereka yang dianggap terlibat dalam G30S. Anna menjadi vikaris di Jemaat Siso di Desa Biloto, TTS dan selesai 1995. Pada tahun 1997 ia ditahbis menjadi pendeta GMIT dan melayani Jemaat Wilayah GMIT dengan empat mata jemaat di Desa Babuin dari 1997 sampai sekarang. Pada Desember 2010, Pdt. Anna diutus oleh JPIT untuk mengikuti lokakarya pemulihan untuk para korban di Bali.


7. Tim Sekretariat-Editorial

Pdt. Mery Kolimon lahir tanggal 2 Juni 1972 di SoE, TTS dari ibu, S. Kolimon-Boimau dan ayah, B. C. Kolimon. Mula-mula melayani di jemaat wilayah Bijeli, Klasis Mollo Timur, TTS (1997-99). Setelah menyelesaikan studi doktoralnya di Protestant Theological University di negeri Belanda pada tahun 2008, kini dia melayani di alma maternya, Fakultas Teologi UKAW Kupang sebagai dosen di bidang misiologi. Mery menikah dengan Ir. Yustus Maro dan dikaruniai tiga orang anak (Rulien, Meriana, dan Alberd). Selain bertanggung jawab sebagai Direktur Program Pascasarjana UKAW, Mery juga adalah koordinator JPIT. Mery menulis kisah keterlibatan ayahnya sebagai pelaku yang diterbitkan sebagai “Mencari Penyembuhan“ dalam Memecah Pembisuan (2011).

Desy Aris Santi lahir di Jombang, Jawa Timur pada tanggal 14 Desember 1986. Desy menyelesaikan SMA di SMU Negeri I Kupang pada 2005. Pada tahun yang sama dia melanjutkan studi pada Fakultas Teologi di UKAW Kupang. Desy menjalani Studi Kerja Lapangan di Jemaat GMIT Lelakapa Meoain, Klasis Rote Barat Daya dan Collegium Pastorale di GMIT, Wilayah Sungkaen, Klasis Kupang Tengah. Dia pernah mengikuti pelatihan capacity building yang diselenggarakan Institut Dian Interfidei di Manado (2010) dan Banjarmasin (2011). Desy bekerja sebagai Sekretaris JPIT mulai 2010 dan gabung dengan tim penelitian ini pada Oktober 2010.

Elia Maggang lahir di Kabir, Pantar pada 12 Maret 1987. Pendidikan dasar sampai SMA di Kupang. Pada 2010 sudah tamat dari Fakultas Teologi UKAW. Sekarang melayani di Jemaat Emaus Liliba. Elia pernah bekerja di Fakultas Teologi sebagai Pegawai Asrama. Elia bergabung dan terlibat dalam penelitian JPIT sejak Oktober 2010. Pada Juni 2011, ia mengikuti pelatihan video komunitas di Bali yang diselenggarakan oleh AJAR—Asia Justice and Rights (Keadilan dan HAM Asia).

Josua L. N. Tamu Ama (Yos) lahir di Kalabahi, Alor pada tanggal 11 Juni 1987. Pada tahun 2001 dia tamat dari SD GMIT Imanuel Oepura, Kupang. Pada 2003 ia tamat dari SMP 3 Kupang, pada 2005 tamat dari SMKN I Kupang, dan pada tahun sama (2005) melanjutkan studi di Fakultas Teologi UKAW Kupang. Pada 2010 Yos mendapatkan gelar S1 dari Fakutlas Teologi dan langsung bergabung dengan tim penelitian ini pada Oktober 2010.  Pada Juni 2011, beliau mulai melayani sebagai calon vikaris di Jemaat Betesda Tarus Tengah. 

Liliya Wetangterah (Lia) lahir dalam sebuah keluarga sederhana di Kupang pada 7 Februari 1984. Ia menjalani masa kecilnya di Kupang hingga menyelesaikan studi teologinya di Fakultas Teologi UKAW-Kupang pada tahun 2007. Pada tahun yang sama, lia melayani penuh waktu di jemaat Ebenhezer-Oeba. Setahun kemudian Lia melanjutkan studi hukum gereja di STT Jakarta dan menyelesaikannya pada Maret 2011. Pada bulan Nopember 2011, Lia bergabung dengan Tim Penelitian JPIT dan membantu, terutama dengan tahap edit. Pada bulan yang sama, ia berkesempatan mengikuti konferensi hukum gereja di Belanda. Pada saat itulah Lia melakukan sejumlah wawancara untuk mendukung laporan Tim Sumba dan juga berhasil mengumpulkan sejumlah dokumen yang relevan.